Jumat, 16 September 2011

(GoVlog-Umum) Jembatan Rusak Menuju Bali


Selamat datang gan ! Silahkan membaca isi artikel ini............

Jembatan Rusak Menuju Bali


Peristiwaini benar-benar pernah kualami. Semalaman itu bus yang kutumpangi terjebakmacet diatas jembatan yang rusak. Tentunya bukan jembatan Suramadu karena akusedang dalam perjalanan menuju Denpasar Bali. Sejak tengah hari tadi, setibanyadi Bandara Juanda aku disibukkan oleh berbagai urusanku dalam rangka mengikutisuatu ivent pelajar ke Denpasar. Pikirku ini akan menjadi pengalaman pertama kuyang berkesan, menempuh perjalanan sendiri dari Manado ke Jawa, jadi tidakterbilang betapa repotnya aku, oleh ketidak tahuanku berada di kota besarseperti Surabaya. Apalagi jadwalku ketat seketat kondisi dompetku, sehingga akusudah berencana untuk menggunakan busperjalanan sebagai hotelku untuk bermalam. Kalau tidak karena kenekatanku takakan mungkin aku sampai ke Denpasar untuk mengikuti iven tersebut,
Diatasbus dari Surabaya menuju Denpasar keinginan yang sudah aku harapkan dari semulaadalah tidur untuk menghilangkan kepenatanku, apalagi kakiku yang terasa kakusudah mondar-mandir hingga sore hari tadi. Ternyata keinginanku untuk segeraberistirahat tak semudah yang kuharapkan. Dalam perjalanan itu perhatiankubanyak disita oleh celoteh penumpang dengan berbahasa jawa yang kedengaran anehbagiku. Aku sendiri adalah orang jawa asli tetapi sejak kecil belum menginjakkembali tanah Jawa, bahkan selama bertahun-tahun aku tidak lagi menggunakan bahasa ibuku itu. Maka diatasbus itulah aku merasa asik memperhatikan pembicaraan mereka itu entah dengandialek mana saja, seolah menjadi kursus kilatku, tetapi aku tak juga beranimencoba untuk ikut berbicara jawa dengan mereka.
Tidakterasa rasa kantuk telah menguasaiku, entah berapa lama aku terlelap, tapi rasatidak aman dan asing telah membangunkanku. Kulihat orang-orang yang tadi banyakcelotehnya kini bungkam didalam tidurnya. Saya sendiri yang terjaga mencermatisuasana disekitar. Sejak aku terbangun tadi kudengar ada suara aliran air yangderas dan suara mesin seperti bunyi alat berat, aku tak habis bertanya dalamhati suasana apa ini. Dari jendela bus aku lihat antrian kendaraan diam tak bergerak, layaknya dalam situasiyang macet total. Maka akupun menjawabnya sendiri didalam hati sambilmenerka-nerka, mungkin kendaraan-kendaraan ini berada di atas jembatan besaryang sedang dalam perbaikan dengan alat berat. Teriakan orang-orang yangbekerja itu memperkuat dugaanku.
Sampaiberapa lama jembatan baru akan siap dilalui pikirku risau. Tetapi kenapaorang-orang didalam busku tidak ada yang risau seperti aku, bahkan denganpulasnya mereka tidur. Karena menemui situasi yang panik dan membingungkan, akumerasa ingin kencing ketika itu, tetapi bagaimana caranya kencing diatasjembatan? Akupun keluar dari bus mencarikesempatan menepi kepagar jembatan barangkali lepas dari perhatian orang untukdapat melepas hajatku. Lagi pula aku tidak berani meninggalkan busku agak jauh,takut kalau nanti tiba-tiba busku berangkat, sedang barangku tertinggaldidalamnya. Ditengah kepanikan itu ternyata ada orang yang merasa aneh melihatgelagatku, kelihatannya seperti penjaga malam sebuah proyek. Aku merasa diamencurigaiku, maka untuk meluluhkan kecurigaannya terpaksa aku berterus terang:“ Maaf pak sebenarnya saya inginkencing”. Oh, toilet disebelah sana dik! Aku bingung kenapa ada toilet di jembatan, mungkin toilet berjalansemacam caravan pikirku. Aku tidak segera bergegas meninggalkan bus. Ayo dikdisana tuh! Ya pak saya anbil tas dulu. Tidak usah barang-barang aman di dalamBus!. Maka akupun terpaksa ikutpetunjuknya.
Didalamtoilet itu segala kebingunganku pudar seketika. Toilet itu mengingatkanku padatoilet kapal. Ya ini jelas toilet kapal. Berarti aku sedang diatas kapal, bukandiatas jembatan. Untung aku tadi tidak jadi kencing dari pagar jembatan ehpagar kapal, apa jadinya. Rupanya ketika bus memasuki kapal Feri tadi aku sudahtertidur, bodohnya aku Berarti cukup lama juga aku menikmati bus hotelku, Walaupunkini aku tidak segera bisa kembali tertidur, mengingat kejadian lucu yang akualami tadi, aku sudah tidak risau lagi karena yakin busku akan tetap lajuberjalan, walaupun masih tetap diam diatas deknya.
Lamasudah pengalaman itu aku pendam, dan merasa lucu sendiri setiap mengingatnya.Selama itu pula aku belum pernah mengungkapkan kepada orang lain karena merasamalu sendiri. Hanya melalui kesempatan ini aku berani menceritakannya, toh itukejadian masa lalu, yang sudah lewat biarlah berlalu. Ternyata perjalananku itubenar-benar terasa amat mengesankan, untung tidak terlalu menyedihkan seperti perjalanan Om Ebiet, karena banyak diantaranya kenangan manis yangku peroleh dari mengikuti ivent pelajar tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar